All that we are is the result of what we have thought .... If a man speaks or acts with an evil thought,
pain follows him.... If a man speaks or acts with a pure thought, happiness follows him, like a shadow that never leaves him.
Apa yang kita alami sebenarnya adalah akibat dari buah
pikiran kita sendiri. Bila seseorang berbicara atau bertindak
dengan pikiran atau niat yang buruk, maka kesedihanlah yang akan
mengikutinya. Sementara bila seseorang berkata-kata atau berbuat
dengan pikiran atau niat yang baik, murni, maka kebahagiaan akan
mengikutinya, seperti bayangan yang tidak akan pernah meninggalkannya.
Selasa, 16 September 2014
Ingin Berhasil, Harus Mau Berubah
Kali ini aku mau ngepostin tugas aku Mega Creativity dan semoga juga bermanfaat buat kalian, tugas ini tentang motivasi "Mengapa kita harus berfikir berubah?" . Semoga kalian cepat perubah sepertiku hehe..
Daripada kita terus memikirkan dampak kenaikan BBM serta
melihat tayangan perdebatan di TV yang malah bikin mumet, lebih baik sesegera
mungkin kita mencari solusi untuk tetap
bisa eksis dalam hidup ini. Memang ada rasa jengkel kalau menyaksikan ulah para
pemimpin dan wakil rakyat di DPR, namun apalah guna jika kekesalan kita itu tak
dapat tersalurkan apalagi tak berefek pada putusan apapun. Mending energi kita
digunakan untuk terus meningkatkan karya, demi diri sendiri, keluarga yang kita
cintai dan orang-orang terdekat kita.
Untuk menjadi lebih baik selalu dimulai dengan proses perubahan, dan terkadang perubahan itu tidak mengenakkan bahkan menyakitkan. Apapun yang ada didunia ini pasti mengalami perubahan, era atau jaman pun juga terus berubah. Kita bisa menyimak (karena mungkin kita tidak hidup pada era tersebut) perubahan dari era agraris ke era industri. Berapa banyak area pertanian dan peternakan yang diubah menjadi lahan industri? Munculnya pabrik-pabrik serta perumahan untuk hunian para pekerja, tentu akan menggeser mereka yang masih menggunakan teknologi manual pada era agraris.
Juga kita bisa menyimak ketika era informasi muncul. Industri, instansi dan individu yang tidak memanfaatkan teknologi informasi akan tereliminasi di papan bawah bahkan menghilang dari peredaran. Informasi dengan fasilitas internet, menjadi raja pada era ini. Kita bisa melihat begitu banyak sosial media bermunculan, teknologi berbasis internet juga terus melakukan inovasi untuk bisa bersaing. Semua itu ada dan dilakukan, adalah agar bisa terus beradaptasi dengan perubahan yang ada.
Tidak terkecuali diri kita. Untuk bisa eksis dan beradaptasi dengan perubahan yang ada, maka kitapun dituntut untuk terus Berubah. Dimana perubahan itu sudah kita alami semenjak masih bayi, yang pada saat itu kita hanya mampu menangis bila menginginkan sesuatu. Tapi seiring berjalannya waktu, kita akhirnya bisa merangkak lalu berjalan. Masih ingatkah pada saat kita belajar berjalan? Berapa kali kita terjatuh dan terbentur? Tentu sakit sekali rasanya. Tapi karena kita tidak pernah berhenti belajar, kitapun pada akhirnya mampu untuk berjalan, berlari, bersepada, naik motor bahkan mengemudikan mobil.
Untuk itu jika ingin beradaptasi bahkan bisa berhasil dalam hal apapun, mau tidak mau kita harus mau berubah. Dan perubahan awal yang harus dilakukan, adalah merubah Diri Sendiri dulu. Ada 3 hal yang perlu dilakukan dalam beradaptasi dan bisa berhasil dibidang yang kita inginkan:
Untuk menjadi lebih baik selalu dimulai dengan proses perubahan, dan terkadang perubahan itu tidak mengenakkan bahkan menyakitkan. Apapun yang ada didunia ini pasti mengalami perubahan, era atau jaman pun juga terus berubah. Kita bisa menyimak (karena mungkin kita tidak hidup pada era tersebut) perubahan dari era agraris ke era industri. Berapa banyak area pertanian dan peternakan yang diubah menjadi lahan industri? Munculnya pabrik-pabrik serta perumahan untuk hunian para pekerja, tentu akan menggeser mereka yang masih menggunakan teknologi manual pada era agraris.
Juga kita bisa menyimak ketika era informasi muncul. Industri, instansi dan individu yang tidak memanfaatkan teknologi informasi akan tereliminasi di papan bawah bahkan menghilang dari peredaran. Informasi dengan fasilitas internet, menjadi raja pada era ini. Kita bisa melihat begitu banyak sosial media bermunculan, teknologi berbasis internet juga terus melakukan inovasi untuk bisa bersaing. Semua itu ada dan dilakukan, adalah agar bisa terus beradaptasi dengan perubahan yang ada.
Tidak terkecuali diri kita. Untuk bisa eksis dan beradaptasi dengan perubahan yang ada, maka kitapun dituntut untuk terus Berubah. Dimana perubahan itu sudah kita alami semenjak masih bayi, yang pada saat itu kita hanya mampu menangis bila menginginkan sesuatu. Tapi seiring berjalannya waktu, kita akhirnya bisa merangkak lalu berjalan. Masih ingatkah pada saat kita belajar berjalan? Berapa kali kita terjatuh dan terbentur? Tentu sakit sekali rasanya. Tapi karena kita tidak pernah berhenti belajar, kitapun pada akhirnya mampu untuk berjalan, berlari, bersepada, naik motor bahkan mengemudikan mobil.
Untuk itu jika ingin beradaptasi bahkan bisa berhasil dalam hal apapun, mau tidak mau kita harus mau berubah. Dan perubahan awal yang harus dilakukan, adalah merubah Diri Sendiri dulu. Ada 3 hal yang perlu dilakukan dalam beradaptasi dan bisa berhasil dibidang yang kita inginkan:
1. Merubah Pola Pikir
Ada beberapa kata bijak, "Kita akan menjadi seperti yang kita pikirkan", "Kita akan bisa, jika kita pikir bisa". Ungkapan tersebut bukanlah hanya sekedar kalimat tak bermakna. Jika diibaratkan kita adalah seorang desainer, mampukah kita membuat sebuah gambar atau bangunan tanpa membayangkan dulu apa yang mau digambar dan dibuat? Begitupun sebuah harapan atau cita-cita. Kita takkan mampu memvisualisasikan apalagi mencapainya, jika didalam pikiran kita tidak pernah terbayang sebelumnya. Mari kita mulai merubah pola pikir kita untuk lebih positip secara perlahan. Usahakan merubah pikiran "Apakah saya bisa?" dengan "Saya harus bisa!". Daripada berpikir "Mengapa saya yang menanggung resiko ini?" lebih baik diganti "Saya siap menghadapi segala resiko!".
Ada beberapa kata bijak, "Kita akan menjadi seperti yang kita pikirkan", "Kita akan bisa, jika kita pikir bisa". Ungkapan tersebut bukanlah hanya sekedar kalimat tak bermakna. Jika diibaratkan kita adalah seorang desainer, mampukah kita membuat sebuah gambar atau bangunan tanpa membayangkan dulu apa yang mau digambar dan dibuat? Begitupun sebuah harapan atau cita-cita. Kita takkan mampu memvisualisasikan apalagi mencapainya, jika didalam pikiran kita tidak pernah terbayang sebelumnya. Mari kita mulai merubah pola pikir kita untuk lebih positip secara perlahan. Usahakan merubah pikiran "Apakah saya bisa?" dengan "Saya harus bisa!". Daripada berpikir "Mengapa saya yang menanggung resiko ini?" lebih baik diganti "Saya siap menghadapi segala resiko!".
2. Merubah Lingkungan
Untuk menjelaskan hal ini, saya akan memulai dengan sebuah pertanyaan, "Mengapa harga minuman soda dengan merk yang sama, tapi bisa dengan harga berbeda jika kita beli di warung, bandara, restoran dan hotel berbintang?". Yang membedakan bukanlah merk-nya, tapi dilingkungan mana minuman itu dijual. Pun sama dengan diri kita jika ingin berhasil, maka harus mau berganti lingkungan pergaulan dengan orang-orang yang berhasil. Jika ingin menjadi penulis yang berhasil, harus banyak berhubungan dengan penulis yang sudah berhasil. Jika mau jadi penyanyi yang berhasil, harus banyak berhubungan dengan penyanyi yang berhasil. Jika ingin menjadi petani yang berhasil, harus banyak berhubungan dengan petani yang sudah berhasil. Lingkungan dimana kita bersosialisasi, akan banyak berpengaruh terhadap pembentukan karakter serta tingkah laku kita.
3. Merubah Tindakan
Jika pola pikir kita sudah bagus serta lingkungan yang mendukung, tapi jika kita tidak melakukan apa-apa, maka kita takkan bisa berhasil dibidang apapun. Kita sudah men-setting pikiran untuk ber-wirausaha, lalu sering berhubungan dan belajar kepada wirausahawan/wati yang sukses, tapi kita belum melakukan usaha apa-apa, ya kitapun juga takkan mendapat apa-apa. Kita harus bisa merubah tindakan yang tidak efektif dengan tindakan yang produktif. Sebisa mungkin untuk mengurangi aktivitas yang membuat kita nyaman, karena biasanya aktivitas itulah yang akan menghambat kita melakukan tindakan demi mencapai harapan atau cinta-cita yang telah kita targetkan.
Perubahan itu kadangkala menyakitkan pada awalnya, namun itulah bentuk pengorbanan yang harus kita lakukan agar kita bisa mencapai apa yang telah kita impikan. Seperti kata pepatah, "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian". Impian takkan bisa terwujud, tanpa sebuah pengorbanan.
Nobody has the
whole truth.
Everybody has a
piece of everything.
Kamis, 04 September 2014
Selamat Ulangtahun Tampan (2)
Selamat
datang diumur sembilanbelas, Sayang. Saat kamu harus melepas sikap
kekanak-kanakanmu dan siap menyapa dunia baru, dunia orang dewasa, yang katanya
tak ada lagi dongeng yang meninabobokan tangis semalam. Tapi, di mataku, kamu
tak pernah terlihat kanak-kanak.
Apa
kabar kamu? Aku sudah lama tak mengikuti beritamu, tak lagi sibuk mencarimu,
ataupun diam-diam mencuri kabarmu dari akun sosial media. Beberapa lama ini,
aku sengaja tak memusingkan semua tentangmu, berusaha tak lagi candu akan
kehadiranmu, dan tidak ingin tahu dengan siapa kamu menghabiskan sisa umurmu.
Tapi, ya, seperti surat-suratku beberapa tahun yang lalu, kamu selalu berlabuh
pada hati yang lain, yang tentu saja bukan aku sebagai dermaga pilihanmu.
Ini
surat kedua dariku. Surat yang setiap tahun kubuat saat ulang tahunmu. Surat
yang sebenarnya jika kutulis hanya menambah luka baru, rasa-rasa pahit yang
entah mengapa sekarang telah bisa membuatku tersenyum setiap kali aku
mengingatmu; mengingat kita. Surat ini kubuat di antara rasa lelahku ketika
harus berjibaku dengan beberapa tokoh novel dalam tulisanku. Tulisan sederhana
ini kuketik ketika mataku telah terantuk dan harusnya aku sudah meringkuk di
atas kasurku. Tapi, demimu, aku rela melakukan apapun, meskipun tanpa
sepengetahuanmu.
Mungkin
surat ini tak akan kaubaca, karena kamu sekarang mungkin sudah sibuk dengan
kekasih hatimu yang baru dan melupakanku. Tapi izinkan aku kembali mengingat
dirimu yang pernah begitu sempurna di mataku. Beri aku sedikit ruang untuk
bernafas setelah sekian lama dibikin sesak oleh kepergianmu. Malam ini hanya
bunyi laptop-ku dan ketikan jemari di keyboard-kulah yang menemaniku untuk
mengingat kenangan kita.
Ah,
seaandainya dulu aku sudah mengerti apa arti kasih sayang dan cinta, pasti
semua tak akan berakhir setolol ini. Lagipula, untuk apa diingat-ingat? Ini
hari ulang tahunmu, senang- senang dululah! Ayo, sini duduk di sampingku,
sedekat ketika kamu membagi makananmu untukku. Ceritakan apapun yang selama ini
kulewati tentangmu, critakan saja semua, aku tak peduli entah itu tentang
kedekatanmu dengan cewek lain, atau tentang pelajaran sastra bahasa yang sedang
kau jalani saat ini, ceritakan apa saja; pasti kudengar, Sayang.
Kalau
kamu mau dengar ceritaku, kamu pasti sudah bisa menebak. Aku masih terus
membayangkanmu setiap malam ku, menjadi anak kuliah yang katanya “Tidak boleh
menyepelekan tugas” tapi aku selalu meninggalkannya hanya ingin sendiri saja
bersama angin menceritakan seluruh rahasia, lalu meneteskan air mata.
Oh
iya, ngomong-ngomong selamat ulang tahun sekali lagi, maaf jika surat ini
isinya hanya perkataan bodoh yang mungkin membuatmu bosan. Aku Cuma ingin kau
paham, gadis ini belum melupakanmu barang sekecilpun. Kamu tetap yang pertama.
Selalu yang pertama.
Selamat
ulang tahun, pria yang pernah dan selalu ada. Aku masih bertanya-tanya, jika
benar ini cinta, apakah kaujuga merasakan getaran yang sama?
Kita pernah
bermimpi untuk selalu bersama
Akan tetapi jarak memisahkan kita
Dan saat
jarak menyatukan kita kembali
Kita sudah tidak
saling sapa
Langganan:
Postingan (Atom)