Selasa, 03 September 2013

SelamatUlangtahun Tampan

Sudah beberapa bulan sejak tulisanku yang lalu mungkin kamu yang hari ini berbeda dengan kamu yang beberapa bulan yang lalu. Kamu yang tumbuh menjadi pria dewasa  , dan semenjak aku memilih menimba ilmu di luar kota.  Sungguh sepertinya kita semakin jauh. Dan, kita semakin lupa untuk saling mengingat dan merasakan yang pernah terjadi dulu.

Waktu bergerak begitu cepat, pertemuan dan perpisahan seperti berganti ganti baju di tubuh kita. Dulu, kamu masih laki laki berambut lurus yang lebih senang  bermain biasa daripada anak band sekarang. Dulu aku hanya perempuan lugu yang tak mengerti tentang cinta. Kita berproses dalam waktu, bertambah dewasa dengan takdir  yang kita tekuni. Semua sudah berbeda dan tak lagi sama.

Apakah kamu masih menjadi laki laki dengan senyuman manis yang dulu sering aku curi keindahannya, dengan diam menatapmu? Apakah kamu masih orang yang sama? Apakah kamu masih orang yang sama, pria dengan sikap sederhana yang mampu melayangkan bayang bayang menjadi kebahagiaan yang mengalir pelan ? Ceritakan padaku apa yang kau alami semenjak perpisahan kita. Kebahagiaan yang berlipat lipat kah ? Aku yakin kamu selalu bahagia, karena kebahagiaanmu sering kurapal dalam doa.

Kita sudah lama tak saling bertatap mata, tapi aku tak pernah lupa dengan sinar matamu yang menatapku dengan lugu. Aku tak bisa melupakan senyummu yang sering kali membuatku bertanya tanya, tak ada diksi untuk mengungkapkan perasaanku dulu. Mungkin kamu masih ingat, kita dulu masih sangat kecil untuk berbicara dan berbincang tentang cinta. Karena hatimu dan hatiku belum siap memahami yang terjadi pada saat itu, kita menjalani banyak perasaan yang terkesan maya tapi terasa begitu nyata . Setiap pertemuan adalah goresan baru dalam kertas putih, aku berharap tidak ada penghapus yang bisa menghilangkan hari-hari menyenangkan yang pernah kita lalui dulu.

Kamu mengajarkanku banyak rasa. Dari rasa canggung,malu,berbohong pada diri sendiri,bingung,memendam dan gak banyak komentar. Sosokmu lah yang telah memacu ku untuk bisa bercerita melalui puisi, puisi pertamaku yang bercerita tentang hal sederhana yang pernah kita lewati. Pemilihan kata yang begitu berantakan, mungkin jika saat itu aku tunjukkan kepadamu, kamu akan tertawa mengejekku. Lalu mengetuk kepalaku dengan jemari-jemari kecilmu dulu. Betapa manisnya kita dulu, sayang semuanya kenangan manis yang tak bisa terulang. Semua seperti mimpi yang sulit untuk diputar ulang kembali. Seandainya hidup adalah kaset, aku ingin terus memainkan lagu yang sama, lagu yang terdengar indah dan mesra... saat keluguan kita membiarkan cinta ada dan tumbuh.

Hari ini , di umurmu yang semakin bertambah, delapanbelas tahun rupanya. Aku hanya ingin mendoakan cita-cita dan harapanmu yang dulu sempat kau ceritakan akan menjadi nyata, selalu lah menjadi dirimu sendiri dan Tuhan akan slalu menjagamu J

Rindukah kamu dengan percakapan-percakapan yang mengundang tawa itu? Dulu aku tak pernah berpikir untuk memperjuangkanmu. Aku hanya tau perasaanku begitu unik dan menyenangkan. Kamulah yang pertama kali membuat hatiku tergoncang. Aku juga masih ingat betul tempat-tempat yang pernah kita kunjungi, nampaknya banyak yang sudah berubah. Begitu pula aku dan kamu yang banyak berubah. Perasaan yang tak lagi sama , tapi entah mengapa aku tak bisa melupakan kenangan yang pernah terjadi terlebih dahulu. Di balik ingatan yang ada, menyakitkan memang jika aku selalu mengingat banyak hal yang tak pernah kau ingat sepenuhnya kamu ingat.

Kita sudah lama tak bertemu, bagaimana wajahmu ? Masihkah tatapan lembut seperti dulu? Apakah suara dan tawamu masih menyejukkan ? Berbahagialah diumurmu yang baru, semoga kebahagiaan dan sepaket cita-citamu selalu terwujud bersama dengan kuatnya usahamu.





Aku merindukanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar