Aku tidak peduli pada cemooh-cemooh temanku tentangmu. Tak ingin tau penilaian mereka tentangmu. Kata mereka kamu pemabuk, perokok, pengecut dan pemain wanita. Aku tak mau tau karena aku tak melihatmu dari segala sisi itu, kau sempurna dimataku. Kesempurnaan yang bisa aku baca dan kurasa ketika kita bersama...
Aku tidak peduli dangan perkataan orang-orang di sekitarku bahwa kita tidak akan bisa bersama lagi. Aku hanya bisa menjawab semua cacian itu dengan senyum dan berkata "Biar kami yang menjalani semua. Kami yang tahu apa yang terjadi selama ini." Dan, ketika ku jawab seperti itu, mereka hanya menggenggam bahuku seakan melihat gadis bernasib buruk sedunia. Aku sungguh tak merasa keburukan itu, bersamamu kurasakan kebahagiaan yang tak akan mereka pahami.
Aku tidak peduli dengan kedekatan kita yang semakin hari semakin tak jelas ini. kedekatan yang kian tak ku pahami. Aku tau kau disampingku, bersamaku, tapi kita berjarak meskipun dekat kembali. Seakan saling menghilang meskipun telah menemukan. Aku tak tahu kesalahan ini dinamakan apa. Yang aku tangkap, aku gadis yang tak tau ini itu tapi tau mencintai kamu. Ketika kita pertama menjalin hubungan, akhirnya berpisah, dan di pertemukan kembali. Ketika semua berjalan sangat panjang dan lama, aku tau semua akan berlanjut dan mungkin tak punya akhir yang pasti. Sekarang setelah menunggu selama tiga tahun, prasangka itu terjawab sudah, hubungan kita (seakan) tak bergerak sama sekali. Kita berjalan dan berpindah tapi seakan berputar di tempat yang sama, kita berjalan beriringan tapi tak kunjung bertemu di ujung jalan.
Aku seakan tidak peduli dengan perubahanmu yang semakin sulit kutoleransi. Kamu yang selalu hilang ketika aku butuhkan, kamu yang menjawab pesan singkatku dengan jumlah karakter yang bisa di hitung oleh jemari, kamu yang ku dengar dekat lagi dengan seseorang yang baru, dan kamu yang seakan tak pernah menunjukkan cinta dalam tatapan matamu padaku.
Awalnya, aku memang tidak peduli pada perasaan, status, dan cemooh orang lain tentang hubungan kita. Perkataan-perkataan bodoh dan penilaian negatif bahwa kita tak mungkin bersama kembali. Aku menutup telinga dan berusaha memelukmu dalam bayang-bayang, peluk hangat yang mungkin tak pernah kaurasakan hingga sekarang.
Tiga tahun, Sayang, aku berusaha tak peduli dengan presepsi mereka, pada datang dan pergimu. Tapi, setiap melihat wajahmu dari jauh, setiap kunikmati aroma tubuhmu yang duduk disampingku, setiap kulihat wajahmu saat menghembuskan asap rokok, dan setiap kudengar kabar bahwa kau sedang dekat dengan yang lain; rasanya ingin saja aku berhenti mencintaimu dan amnesia pada kedekatan kita yang terjalin kembali setelah kita berpisah tiga tahun lalu itu.
Aku tidak peduli, namun semakin aku tidak peduli, semakin aku takut kehilangan kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar