Selasa, 01 Juli 2014

Kamu...


Sesosok perhatian yang selalu menanyakan keadaan dan akan takut apabila kita terluka atau dalam kondisi bahaya? Aku benci harus kehilangan kamu saat aku benar benar membutuhkanmu. Ada saat-saat dalam hidupku, saat aku tetap meyakini bahwa ini adalah sementara. Aku masih meyakini suatu saat aku akan menjadi satu-satunya lagi untuk selamanya dalam kehidupanmu.  

Aku bangun, mengawali hari mengajak Tuhan berbicara, mengatakan pada Tuhan bahwa aku sangat bersyukur bisa mencintaimu. Meskipun kamu tak kan pernah tau sejauh mana aku selalu ada untukmu. Pait. Pait sekali jika di rasakan. Tapi Tuhan baik padaku untuk di berinya kekuatan dan ketabahan untuk menghadapi hatimu yang mungkin juga milik orang lain.

Usahaku begitu keras untuk mamatikan perasaan ini. Segalanya memang tak mudah karena perjuangan ku untuk mu terlalu lama dan terus berlanjut. Penyatuan kita juga tidak mendapatkan titik temu. Mungkinkah dulu hanya aku yang berjuang sendiri? Mungkinkah dulu hanya aku yang ingin kejelasan? Banyak hari kulewatkan denganmu. Kamu menghangatkanku di tengah dinginnya malam dengan candaan kecilmu. Bagaimana mungkin aku bisa begitu mudah melupakan hal-hal spesial yang sempat kulewatkan bersamamu?

Kamu bisa mudah melupakan segalanya. Kebersamaanmu dengannya sudah cukup menjawab semuanya. Aku bukanlah sosok yang kau harapkan. Aku selalu berusaha untuk membahagiakanmu, namun nampaknya usahaku tak begitu terlihat dimatamu. Aku mencoba menerima kenyataan dan perubahan itu....


Kamu tersenyum. Sederhana sekali. Ternyata, dari banyaknya pengabaian dan rasa sakit yang kau berikan, aku masih bisa mencintaimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar