Sesosok perhatian yang selalu menanyakan keadaan dan akan takut apabila kita terluka atau dalam kondisi bahaya? Aku benci harus kehilangan kamu saat aku benar benar membutuhkanmu. Ada saat-saat dalam hidupku, saat aku tetap meyakini bahwa ini adalah sementara. Aku masih meyakini suatu saat aku akan menjadi satu-satunya lagi untuk selamanya dalam kehidupanmu.
Aku bangun, mengawali hari mengajak Tuhan berbicara,
mengatakan pada Tuhan bahwa aku sangat bersyukur bisa mencintaimu. Meskipun
kamu tak kan pernah tau sejauh mana aku selalu ada untukmu. Pait. Pait sekali
jika di rasakan. Tapi Tuhan baik padaku untuk di berinya kekuatan dan ketabahan
untuk menghadapi hatimu yang mungkin juga milik orang lain.
Usahaku begitu keras untuk mamatikan perasaan ini. Segalanya
memang tak mudah karena perjuangan ku untuk mu terlalu lama dan terus
berlanjut. Penyatuan kita juga tidak mendapatkan titik temu. Mungkinkah dulu hanya aku yang berjuang sendiri? Mungkinkah dulu hanya aku yang ingin kejelasan? Banyak
hari kulewatkan denganmu. Kamu menghangatkanku di tengah dinginnya malam dengan
candaan kecilmu. Bagaimana mungkin aku bisa begitu mudah melupakan hal-hal
spesial yang sempat kulewatkan bersamamu?
Kamu bisa mudah melupakan segalanya. Kebersamaanmu dengannya
sudah cukup menjawab semuanya. Aku bukanlah sosok yang kau harapkan. Aku selalu
berusaha untuk membahagiakanmu, namun nampaknya usahaku tak begitu terlihat
dimatamu. Aku mencoba menerima kenyataan dan perubahan itu....
Kamu tersenyum. Sederhana sekali. Ternyata, dari banyaknya pengabaian
dan rasa sakit yang kau berikan, aku masih bisa mencintaimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar