Rabu, 14 Agustus 2013

Guru Galak

Pernahkah kamu menghadapi seorang guru atau dosen yang kehadirannya ke dalam kelas saja seolah membawa aura gelap dalam hidupmu. Setiap langkah kakinya terdengar jelas seolah tak ada suara lain selain ketukan sepatunya yang beradu kencang dengan degupan suara jantungmu. Duduknya di kursi guru membuat suasana hening, seolah hanya ada dia dan kamu. Dan matanya seolah terus menatap ke arah masing-masing kamu. Ketika guru yang seperti ini mulai mengajar, jangankan ingin memperhatikan apa yang diajarkan, mendengarkan suaranya saja otakmu seakan-akan berteriak “Tolongggggggggggg!!!!” Ketika bel pergantian pelajaran berbunyi, kamu menarik napas panjang tertanda lega telah lolos dari yang kamu namai “ancaman”. Benar atau tidaknya kamu akan kamu rasakan ketika benar-benar bertemu guru seperti itu. Yap seperti yang gue alamin sekarang ini..




Untuk Seorang Guru. Jika kamu seorang guru seperti yang disebutkan di atas, jangan tertipu jika siswa terlihat serius memperhatikan bukunya di atas meja. Hal itu tidak menjamin keseriusan mereka mengikuti mata pelajaranmu, karena mungkin saja mereka beranggapan menatap serius sebuah buku itu lebih baik daripada memandang wajahmu. Mereka takut akan ditanyakan sesuatu olehmu. Karena bisa jadi mereka sama sekali tidak paham tentang apa yang kamu katakan. Mereka semua menundukkan kepala seolah tak ingin kamu menyadari bahwa mereka ada. Dan mungkin pula, ketika itu mereka sedang khusuk berdo’a, “Tuhan, putarlah waktu lebih cepat, untuk kali iniiii saja”. Dan sebagian lagi mereka asyik mendongkol. Mau jadi guru yang seperti ini????

Guru yang seperti ini biasanya kurang berkomunikasi dengan siswa. Yah, dia pintar, dia menguasai ilmu yang diajarkan, dia tahu metode mengajar yang baik. Tapi pembawaannya yang terlalu serius Menurut Kaca Mata Siswa yang mungkin membuat siswa enggan dan takut belajar dengannya. Dan bagaimana pun, bagi sebagian besar siswa, tidak heran jika ketakutan itu melunturkan setiap pelajaran yang disampaikannya. It’s namely Jeritan Hati Siswa.

Akan tetapi gak semua siswa juga yang tidak menyukai guru seperti di atas. Ada sebagian siswa yang positive thinking menghadapi guru yang seperti ini. Karena mereka ‘paham’.

Untuk Kamu Para Siswa. Perlu diketahui kalau tidak ada satu pun guru ‘normal’ yang tidak ingin disukai siswa. Tidak ada satupun guru yang tidak ingin melihat kesuksesan siswanya. Dan tidak ada yang lebih menyenangkan bagi guru saat mengajar, selain melihat siswanya mengerti dan paham tentang materi yang diajarkan. Karena bagaimana pun kesuksesan siswa adalah kesuksesan besar bagi seorang guru.

Bagini, jika kamu seorang siswa dan dia seorang guru. Tugas kamu belajar dan tugas dia mengajar dan mendidik kamu. Ingat apapun, dari manapun, dan kapanpun, ada pelajaran yang dapat kamu petik, dari setiap kejadian, dari hal-hal baik maupun dari hal-hal buruk sekalipun.

Setiap orang punya karakteristik masing-masing. Dan setiap guru memiliki strategi dan cara masing-masing dalam mengajar. Kamu Siswa ingin dimengerti, dan dia Guru pun ingin dipahami.

Siswa. Kamu ingin dimengerti, dan kamu berkata, “Mana bisa belajar kalau suasanya tegang begini”. Terkadang, tanpa kamu sadari, suasana seperti itu terjadi karena sugesti kamu yang berlebihan tentang hal-hal yang buruk yang akan terjadi. Takut salah atau takut dimarahi. Padahal tidak ada satu guru pun yang marah jika memang kamu tak bersalah. Kalau pun ada seorang guru memarahimu bukan berarti dia benar-benar marah kepadamu, tapi itu semata-mata teguran atau nasihat agar kamu lebih baik lagi.




Please enjoy to face her (him)!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar