Minggu, 26 Januari 2014

unknown

Rasanya memang sulit melupakan peristiwa yang sengaja di ciptakan untuk tidak di lupakan...

Kala itu, aku mulai rasakan kaukan menjadi seseorang istimewa. Suatu saat yang mengubahku menjadi wanita yang berbeda. Tetapi, ternyata semua hanya sebuah kiasan. Kau yang ku tunggu lebih senang menjamu hal yang semu.Aku menunggu hingga lagi tak bisa menunggu.

Keputusanku untuk meninggalkan kota kita dulu karena aku mengobati luka. Apa pedulimu? Kamu juga tidak mengejarku. Kamu hanya sering mengirim surat, berkali-kali, berlembar-lembar. Apa tulisan bagimu sudah menjadi obat pengering luka ku?

Disini, sudah ada laki-laki yang menggantikanmu. Jangan khawatir, dia tidak akan membuatku terus menunggu seperti kau yang selalu membuatku menunggu. Aku hanya membutuhkan kepastian dan dia memberikannya hanya untukku.Sebenarnya wajah pria itu hampir mirip denganmu. Aku berusaha mencari dirimu di dalam dirinya. Aku bersikeras menemukan sifatmu di dalam tingkah lakunya. Namun, tetap saja pelukmu dan manjamu tidak kutemukan di dalam sesoknya.

Aku rindu cahaya bulan di kota kita, tapi belum waktunya aku pulang. Aku belum siap bertemu lagi dengan kenangan yang selama ini belum benar-benar kulupakan. Juga merindukan pelukan sederhanamu yang tak bisa diberikan siapapun, selain lenganmu.

Mungkin aku merindumu...

Jumat, 17 Januari 2014

Kamu. Pecundang.

Entah mengapa yang ada di benakku sekarang. Kamu pahlawan baruku. Ah tidak! Lebih tepatnya, kamu pecundang yang membuat hidupku seperti figuran yang sesekali di butuhkan.

Aku kira kau lelaki yang di kirimkan tuhan untukku. Untuk menghapus air mataku jika hati ini sedang rapuh.

Tuhan, terimakasih atas pangeran yang telah kau kirimkan untuk ku. Tapi, apa iya kamu pahlawan sesungguhnya? Ah sudah lah, yang aku pikirkan hanya kamu yang bisa merubah segalanya menjadi lebih baik sejauh ini.

Hari demi hari kita lewati bersama. Ya, kamu membuat semua lebih indah. Sekali lagi. Membuat semua menjadi indah dan terang. Aku terbangun dari kegelapan yang selalu menyelimuti hari-hariku. Aku bangun karena, aku mulai bangkit dari masalalu yang mungkin membuat ku sangat rapuh untuk menghadapi semua ini.

Dan sampai hal yang aku takut kan akan terjadi. Aku takut untuk jatuh kembali. Ya aku takut kehilanganmu dan kehilangan cintaku yang kedua kalinya. Kamu menguatkan ku dengan kata kata manismu, untuk selalu ada untukku.

Tapi... tapi apa? Kamu meninggalkan ku. Tak ada alasan yang pasti, kamu seolah menghilang bagaikan debu yang terhembus angin. Ya hilang entah kemana. tanpa alasan yang pasti.

Mengapa begini? Apa salah denganku? Ada apa denganmu? Apa kamu tidak mencintaiku? Seandainya kamu tak mencintaiku, aku tak memaksa mu untuk mencintaiku, aku juga tak memaksamu untuk selalu ada untukku selalu menemaniku. Aku hanya ingin kau menjadi temanku. Hingga aku bisa melepasmu. Pelan....

Aku tau dari awal kita hanya teman sharing satu sama lain, aku juga tak punya rasa kepadamu. Tapi kamu! Iya kamu! Kamu yang merubah segalanya. Kamu pelan pelan mengajakku untuk masuk dalam duniamu. Kamu yang membuatku jatuh akan cintamu. Setelah aku benar benar mencintaimu kamu malah pergi dan meninggalkan aku begitu saja di dunia mu ini. Bagaimana aku bisa keluar. Keluar dari duniamu ini dengan sendiri. Ah sudah. Semua ini salahku. Bodoh..

Kamu beda. Kamu beda dengan pertama aku kenal. Menyesal rasanya untuk masuk di duniamu. Rasanya ingin seperti dulu menjadi teman curhat yang selalu ada. Dan ya kamu hebat!

Oh apa mungkin aku salah untuk mengartikan semua ini. Apa aku terlalu berharap kepadamu? Maaf aku tidak sengaja. Dan seharusnya kamu juga tidak berpura pura untuk jatuh cinta kepadaku pecundang. Ya pecundang yang hilang begitu saja.


Kamu hanya seperti pecundang yang takut akan segala sesuatu. 
Dan mungkin sangat munafik sekali jika aku mengatan itu kepadamu. Tidak. Aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu. Entah ....

Selasa, 14 Januari 2014

Cinta? Tulus?

Mencintai dengan tulus, bukan bagaimana menimbang-nimbang bagaimana kelebihannya bisa kamu seimbangkan dengan dirimu sendiri. Mencintai dengan tulus adalah bagaimana kamu menerima segala kekurangannya. Namun apakah kita mencintai hanya ingin mendapat kekurangannya? Semua orang pasti memiliki kelebihan, akan tetapi anggap saja itu bonus. Agar kelak kita tak jumawa dan memanfaatkan.
Mencintai adalah mengerti. Mengkonversi, bagaimana kekurangan yang dimilikinya diubah menjadi kelebihan. Setidaknya bagi diri sendiri.
Seperti...
Aku tidak sengaja jatuh cinta kepadamu. Aku tidak sengaja benci membayangkan ini semua hanya pesan yang gagal aku decode dengan baik. Pesan yang kamu kirimkan begitu rumit, atau alat pen-decode-ku yang kalut tertutupi canggung, takut, rindu, cemas, harap, dan kawan-kawannya?
Aku tidak sengaja menjadikanmu “karena” dalam setiap “mengapa” yang bermuara di benakku.
Maaf, aku tidak sengaja…

Dan kamu tidak harus sengaja untuk jatuh cinta.

Rabu, 08 Januari 2014

Happy Born Day Bos

Hai bos? Apa kabar? Oke happy born day ya. I hope you get better. God bless you and thanks for everything.


 

sekali lagi selamat sembilan januari