Minggu, 26 Januari 2014

unknown

Rasanya memang sulit melupakan peristiwa yang sengaja di ciptakan untuk tidak di lupakan...

Kala itu, aku mulai rasakan kaukan menjadi seseorang istimewa. Suatu saat yang mengubahku menjadi wanita yang berbeda. Tetapi, ternyata semua hanya sebuah kiasan. Kau yang ku tunggu lebih senang menjamu hal yang semu.Aku menunggu hingga lagi tak bisa menunggu.

Keputusanku untuk meninggalkan kota kita dulu karena aku mengobati luka. Apa pedulimu? Kamu juga tidak mengejarku. Kamu hanya sering mengirim surat, berkali-kali, berlembar-lembar. Apa tulisan bagimu sudah menjadi obat pengering luka ku?

Disini, sudah ada laki-laki yang menggantikanmu. Jangan khawatir, dia tidak akan membuatku terus menunggu seperti kau yang selalu membuatku menunggu. Aku hanya membutuhkan kepastian dan dia memberikannya hanya untukku.Sebenarnya wajah pria itu hampir mirip denganmu. Aku berusaha mencari dirimu di dalam dirinya. Aku bersikeras menemukan sifatmu di dalam tingkah lakunya. Namun, tetap saja pelukmu dan manjamu tidak kutemukan di dalam sesoknya.

Aku rindu cahaya bulan di kota kita, tapi belum waktunya aku pulang. Aku belum siap bertemu lagi dengan kenangan yang selama ini belum benar-benar kulupakan. Juga merindukan pelukan sederhanamu yang tak bisa diberikan siapapun, selain lenganmu.

Mungkin aku merindumu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar