Aku kira kau lelaki yang di kirimkan tuhan untukku. Untuk menghapus air mataku jika hati ini sedang rapuh.
Tuhan, terimakasih atas pangeran yang telah kau kirimkan untuk ku. Tapi, apa iya kamu pahlawan sesungguhnya? Ah sudah lah, yang aku pikirkan hanya kamu yang bisa merubah segalanya menjadi lebih baik sejauh ini.
Hari demi hari kita lewati bersama. Ya, kamu membuat semua lebih indah. Sekali lagi. Membuat semua menjadi indah dan terang. Aku terbangun dari kegelapan yang selalu menyelimuti hari-hariku. Aku bangun karena, aku mulai bangkit dari masalalu yang mungkin membuat ku sangat rapuh untuk menghadapi semua ini.
Dan sampai hal yang aku takut kan akan terjadi. Aku takut untuk jatuh kembali. Ya aku takut kehilanganmu dan kehilangan cintaku yang kedua kalinya. Kamu menguatkan ku dengan kata kata manismu, untuk selalu ada untukku.
Tapi... tapi apa? Kamu meninggalkan ku. Tak ada alasan yang pasti, kamu seolah menghilang bagaikan debu yang terhembus angin. Ya hilang entah kemana. tanpa alasan yang pasti.
Mengapa begini? Apa salah denganku? Ada apa denganmu? Apa kamu tidak mencintaiku? Seandainya kamu tak mencintaiku, aku tak memaksa mu untuk mencintaiku, aku juga tak memaksamu untuk selalu ada untukku selalu menemaniku. Aku hanya ingin kau menjadi temanku. Hingga aku bisa melepasmu. Pelan....
Aku tau dari awal kita hanya teman sharing satu sama lain, aku juga tak punya rasa kepadamu. Tapi kamu! Iya kamu! Kamu yang merubah segalanya. Kamu pelan pelan mengajakku untuk masuk dalam duniamu. Kamu yang membuatku jatuh akan cintamu. Setelah aku benar benar mencintaimu kamu malah pergi dan meninggalkan aku begitu saja di dunia mu ini. Bagaimana aku bisa keluar. Keluar dari duniamu ini dengan sendiri. Ah sudah. Semua ini salahku. Bodoh..
Kamu beda. Kamu beda dengan pertama aku kenal. Menyesal rasanya untuk masuk di duniamu. Rasanya ingin seperti dulu menjadi teman curhat yang selalu ada. Dan ya kamu hebat!
Oh apa mungkin aku salah untuk mengartikan semua ini. Apa aku terlalu berharap kepadamu? Maaf aku tidak sengaja. Dan seharusnya kamu juga tidak berpura pura untuk jatuh cinta kepadaku pecundang. Ya pecundang yang hilang begitu saja.
Kamu hanya seperti pecundang yang takut akan segala sesuatu.
Dan mungkin sangat munafik sekali jika aku mengatan itu kepadamu. Tidak. Aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu. Entah ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar